Monday, February 14, 2011

Orangutan Bahagia Di Hutan

hutanku, rumahku :)

Jangan bayangkan Anda bisa memeluk dan berjabat tangan dengan orang utan jika Anda berada di kawasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Sebab, orangutan yang berada di kawasan ini bukan sebagai tontonan layaknya di kebun binatang, yang jinak terhadap manusia. Justru di sini, orangutan sengaja diliarkan kembali, agar bisa hidup kembali di habitatnya, jauh dari jangkauan manusia.

Seekor orangutan sedang melamun di pinggir Pulau Palas yang berhadapan dengan Sungai Rungan, Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Ia segera beranjak dari lamunannya ketika perahu kami berhenti di ‘dermaga’ sederhana, sebuat tempat meletakkan makanan orangutan yang tinggal di Pulau Palas. Orangutan itu bergerak perlahan menuju arah perahu kami yang hanya boleh mencapai dermaga. Ia mencoba meraih perahu, namun tak bisa karena dihalangi air sungai.

Ia jelas tidak bisa berenang dan merasa geram karena tidak bisa melintasi sungai. Ia pun melempar batang kayu kecil, juga kulit pisang ke arah perahu kami. Kadang ia nyengir melihat kami memanggilnya dengan gerakan tangan menyuruhnya mendekat. Ia pun merentangkan tangannya lebar-lebar, meminta dipeluk. Yang saya tahu, orangutan itu belum lulus dari karantinanya di Pulau Palas.

Dari Palangkaraya, Nyaru Menteng hanya berjarak 30-an kilometer. Sedang untuk ke Pulau Palas, wisatawan membutuhkan kendaraan air yang mudah didapat di dermaga Danau Tahai yang tak jauh dari BOSF, tempat kelotok dan speedboat bersandar. Tak sampai 30 menit jarak dari Danau Tahai ke Pulau Palas. Di perjalanan, akan disuguhi pemandangan pepohonan yang memantulkan wujudnya di air Sungai Rungan.

Pulau Palas merupakan tempat pra-rilis orangutan milik BOSF. Itu adalah sebuah pulau kecil di Sungai Rungan yang masih satu aliran dengan Danau Tahai. Badan sungai mengikuti tumbuhan di sekitarnya, sehingga ada yang sempit, dan kadang menemui badan sungai yang lebar.

Di Pulau Palas kita memang bisa dengan mudah menemukan orangutan daripada bagian lain di Kalimantan Tengah. Bahkan, jika datang ke puast karantinanya di BOSF, orangutan hanya bisa dilihat dari balik kaca pusat informasi BOSF, yang ditempatkan di dalam sebuah kandang besar. Itu pun hanya dibuka hari Minggu saja, atau hari libur nasional lain.

Karena sifatnya yang masih pra-rilis, maka orangutan di Pulau Palas ini masih tertinggal sifat jinak. Maklum saja, kebanyakan orangutan yang ada di BOSF merupakan tangkapan dari pemilik yang memelihara orangutan secara ilegal. Sehingga peraturan bagi wisatawan yang ingin melihat orangutan di pulau tidak boleh turun. Hanya boleh melihat mereka dari atas kelotok. Maklum, mereka memang sedang dijauhkan dari manusia.

Jika telah ‘lulus’, maka mereka akan dirilis di hutan-hutan yang jauh dari jangkauan manusia. Ada sekitar 35 orangutan ketika saya berkunjung ke Pulau Palas pada Februari 2011 lalu. Orangutan yang ada di pulau tersebut telah berusia remaja (di atas 7 tahun). Sedang orangutan yang masih berusia anak-anak ‘disekolahkan’ di Nyaru Menteng.

“Di sini ada 619 orangutan yang dikarantina untuk diliarkan,” ujar Hermansyah, salah satu staf komunikasi di Pusat Informasi BOSF.

Dia menjelaskan proses meliarkan orangutan yang dimulai dari karantina, sosialisasi dengan kelompoknya, kemudian prarilis (Pulau Palas), dan terakhir adalah merilis orangutan di hutan.

“Ini adalah proses yang panjang, bisa memakan satu sampau dua tahun. Biasanya, orangutan-orangutan ini adalah orangutan yang diambil dari manusia yang memelihara secara ilegal,” lanjut Hermansyah.

Mengapa orangutan harus diselamatkan? Begini Hermansyah menjelaskan; hutan membutuhkan orangutan untuk tetap hidup. Sebab orangutan adalah penghuni hutan yang menyebar biji dan juga sebagai si pemelihara hutan. Jika tidak ada orangutan, maka regenerasi pohon di Kalimantan tidak maksimal. Hutan pun akan lebih cepat habis ditebang ketimbang rimbun penuh pohon. Yang lebih buruk, hewan lain penghuni hutan pun akan kehilangan rumah.

Lalu apakah Anda masih ingin memeluk orangutan? Saya yakin, Anda lebih ingin membebaskan orangutan setelah Anda mampir ke Pulau Palas. Saya sadar, mereka bukanlah hewan peliharaan, bukan untuk dipeluk maupun dicium. Saya lebih suka melihat mereka bergelantungan di atas pohon di hutan dan menikmati buah-buahan di sarang mereka. Sesekali, cobalah Anda tengok mereka di sini, mereka tampak bahagia ketimbang di kebun binatang.

see their happy face :)


*) BOSF di Nyaru Menteng hanya dibuka untuk umum pada hari Minggu atau hari libur. Namun jangan harap bisa memeluk orangutan di sini. Sebab kita hanya bisa melihat orangutan dari balik kaca, yaitu orangutan yang sedang dikarantina. Di sini adalah sarana edukasi bagi masyarakat untuk menyosialisasikan bahwa orangutan itu bukan hewan peliharaan.

Arfiana Khairunnisa, Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2011

4 comments: