Saturday, January 1, 2011

Ngiler Pijat Belerang


Ngiler. Begitulah ketika pertama kali saya sampai di Pancuran Pitu atau Pancuran Tujuh (2010), di kawasan wisata Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bagaimana saya enggak ngiler? Sampai di sana, selain disuguhi pemandangan bagus, segerombolan bapak-bapak sedang dipijat dan kaki berendam di air hangat (tepatnya panas) dari pancuran yang bersumber di Gunung Slamet itu.

Tentu saja saya langsung jadi kepingin. Maklum sudah lama tidak pijat, ditambah pekerjaan yang tak kunjung selesai, badan pun pegal. Pijat adalah salah satu alternatif saya untuk membuat otot badan rileks.

Tanya sana, tanya sini, rupanya tidak ada pijat khusus perempuan. Wah! Saya kan kepingin pijat seluruh badan. Padahal para jasa pemijat di sini laki-laki semua. Dan mereka tetap memaksa saya untuk mau dipijat. Enggak sembarang saya menerima tawaran pijat Rp. 20.000 mereka. Saya tetap pilih-pilih dong, he he he.

Akhirnya saya mengurungkan niat sejenak, sambil memilih tukang pijat dan menikmati suasana di Pancuran Pitu ini. Saya pun mencoba mencuci muka saya yang kebetulan sedang berjerawat. Katanya kalau kena air di pancuran ini, segala penyakit kulit bisa sembuh. Nyosss, begitu ketika air Pancuran Pitu mengenai wajah saya. Super panas! Bagaimana tidak panas, suhunya 70 – 90 derajat Celcius dan ada kandungan belerangnya. Namun begitu tujuh pancuran kecil di pancuran ini saya lalui juga, demi jerawat mengering.

Usai mencuci wajah di pancuran, saya dan kawan bereksplorasi di kawasan ini. Saya menyusuri jalan setapak menuju Goa Selirang yang masih satu kawasan dengan tempat wisata ini. Lumayan melelahkan, bahkan hawa sejuk pun kalah dengan keringat yang mengucur.

Tiba-tiba mata saya berbinar melihat air terjun yang masih menyambung dari Pancuran Pitu, dan airnya tidak sepanas di sumbernya, malahan hangat, pas untuk mandi. Saya pun langsung menyerbu ke bawah air terjun itu. Benar-benar hangat dan nikmat.

Inilah air terjunnya, pemandangan saat pijat

Rupanya ada pemijat juga di sini. Saya langsung bertanya berapa biaya pijatnya. Dia jawab Rp. 15.000,-. Langsung tambah berbinarlah saya! Apalagi tidak banyak bapak-bapak di sini, hanya saya dan beberapa kawan yang berada di sini. Jadi saya pun langsung minta pijat. Tangan dan kaki. Plus lulur belerang tentu saja.

Saya memang tidak salah pilih, pijatan Pak Warsono asal Desa Kalipagu ini memang mantap. Kaki tangan saya yang semula pegal langsung hilang seketika. Tambah Rp. 5000,- saya pun minta dipijat punggung. Tambah mantap! Selama lebih dari satu jam saya keenakan dipijat Pak Warsono. Eits jangan membayangkan yang bukan-bukan ya. Ini pijat di alam terbuka sambil menikmati suara air mengalir plus bebatuan nan indah di hadapan saya. I really, really enjoy my life when I got massage!

Sayangnya, pijatan tersebut hanya bertahan beberapa menit saja. Lha wong habis pijat langsung naik tangga sampai parkiran! Seandainya saya punya yang seperti ini di rumah; jasa pijat dan pemandangan cantik Pancuran Pitu. Tentunya habis pijat tidak perlu naik banyak anak tangga yang bikin otot yang sudah tersusun rapi buyar semua.

*Esok harinya, jerawat saya sudah kering! Belerangnya memang mantap mengobati jerawat. Dan paling tidak, kulit saya jadi sedikit halus berkat pijat belerang Pak Warsono.

Pijatnya mantap, bo'!

4 comments: