Tuesday, July 20, 2010

Trio ALT: Terjebak UU Pornografi



Kasus video porno mirip trio ALT (Ariel-Luna-Tari), mau tidak mau membuat saya berkomentar juga. Gembar-gembor kasus ini di media benar-benar hebat. Apalagi jumlah media yang ada saat ini bertambah, makin serulah kasus trio ALT itu. Bahkan kita sampai lupa bahwa di Papua ada gempa dan mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita.

Sebenarnya, jika ditilik ke belakang dan jika kita membuka mata, video porno yang diproduksi oleh orang Indonesia itu banyak sekali (akhirnya saya membuka situs porno). ingin berkomentar juga. Beberapa minggu ini di bulan Juni, kasus ini begitu digembar-Apesnya, trio ALT ini adalah publik figur yang notabene harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat. Bah! Mereka juga manusia dan masyarakat sudah bisa baik meski tanpa mereka.

Apesnya lagi, video ini tersebar di kala UU Pornografi sudah disahkan. Saya baru mengerti kenapa banyak orang menolak UU Pornografi. Pertama, dunia esek-esek adalah hal paling mendasar manusia (katanya), tanya deh sama orang yang sudah nikah, tahan nggak jika tidak esek-esek? Itu artinya UU Pornografi telah melanggar hak asasi manusia untuk melakukan esek-esek. UU Pornografi pun mencoba untuk mengatur dengan siapa kita mau esek-esek. Nanti PSK nggak laku, bang!

Kedua, UU Pornografi mau mengatur moralitas kita untuk masalah esek-esek. Memangnya ngaruh? Kayaknya sampai sekarang masih banyak yang pada selingkuh, tanya aja tuh sama bapak-bapak DPR. Banyak yang ngomong di depan doang, tapi nggak ngaca. Tidak ada bedanya dengan sebelum dan sesudah UU Pornografi disahkan. Daripada bikin UU Pornografi, mending sekalian bikin negara Islam biar hukumannya lebih mantap! (Tapi Indonesia multi-agama, bung! Bisa pelanggaran HAM berlipat ganda kalau jadi negara Islam)

Ketiga, UU Pornografi tampaknya ingin mempermalukan orang di depan umum. Lihat saja Trio ALT yang dihujat habis-habisan, sampai rumah orang tua mereka didatangi orang. Munafik. Begitulah yang saya pikirkan tentang orang yang menghujat itu. Berdasarkan pengalaman saya ketika masih jadi penjaga warnet, teman saya sempat memergoki insan Islami dengan jilbab bercadar dan celana semata kaki, sedang esek-esek di bilik warnet! Saya sendiri pernah mendapati laki-laki sedang masturbasi, setelah itu dia tanya di mana mushola.

Keempat, UU Pornografi membuat para pelaku esek-esek ilegal semakin mawas diri. Pada pasal-pasalnya banyak yang mengingatkan jika sedang esek-esek sebaiknya jangan direkam, kemajuan teknologi gitu loh! Handphone saja sekarang ada televisinya. Jadi kalau mau esek-esek ya esek-esek saja, memangnya enak gitu esek-esek sambil rekaman?

Saya juga tidak membenarkan perbuatan Trio ALT, tapi saya juga tidak bisa menyalahkan mereka. Memangnya saya Tuhan? Tetapi sepertinya orang Indonesia senang sekali berlagak sebagai Tuhan, dengan menjudge salah dan benar. Oh kasihan sekali Trio ALT ini tinggal di Indonesia, Paris Hilton yang kedapatan video pornonya saja malah naik pamor tuh di Amerika.

Memang apes nasib Trio ALT. Dari saksi jadi tersangka, gara-gara masalah birahi pula. Sekarang si Luna malah cafenya nggak laku. Kok pada anti? Padahal menunya enak loh, sama sekali nggak ada unsur esek-eseknya. Kok dipandang sebelah mata sih?

Memang repot ketika masalah asusila dan perselingkuhan ini menjadi masalah negara. Kayak nggak ada masalah yang lebih penting saja. Bahkan presiden kita pun ikut angkat bicara. Duh! Itu kan masalah esek-esek rumah tangga orang, Pak? Ngapain ikut-ikutan sih?

Lebih baik pemerintah mengkaji ulang UU Pornografi, atau sebaiknya dihapuskan saja. Karena kasus yang diangkat ke publik adalah masalah yang mendasar manusia dan menurut saya itu tidak penting. Apalagi konsumen publik bukan hanya manusia dewasa, tetapi juga anak-anak. Kalau tidak dibatasi pemberitaan di media, bisa jadi anak-anak malah penasaran.

Mungkin pemerintah perlu mengatur UU Penggunaan Internet. Karena dari sinilah video-video itu disebarluaskan (bukannya sudah diblok ya situs-situs porno? kok nggak ngaruh ya?). Apalagi internet tidak terbatas, penggunanya juga tidak terbatas. Tetapi jangan hanya datang, rapat, dan terima uang saja. Jangan cuma asal buat juga.

Sabar ya Mbak Luna, Mas Ariel dan Mbak Tari. Memang susah hidup di Indonesia, ya memang begini ini negara kita. Banyak orang-orang munafik sehingga tidak sadar bahwa moral mereka pun tidak lebih baik dari kalian.

2 comments:

  1. Sangat sepakat dengan semua point yg anda katakan diatas, sangat objektif dan realistis.
    Ya, munafik dan munafik.
    Aduhai Indonesiaku, tak terdengarkah olehmu tertawaan "mereka" disana, dewasalah!

    Salam kenal mbak.. :)

    ReplyDelete
  2. Salam kenal juga mas/mbak...
    Begitulah, saya sampai tidak tega melihat berita mereka bertiga di televisi. Dan bisa-bisanya orang dengan nikmatnya mengkonsumsi berita seperti ini. Ya, itulah negara kita, hal-hal tak penting jadi penting, hal yang penting jadi disepelekan. Entah kapan hal ini berlangsung...

    ReplyDelete