Saturday, July 24, 2010

Saigon #4: Mui Ne, Eksotisme Timur Tengah di Vietnam Selatan

The White Sand Dunes

’’Anda bisa mendapatkan pemandangan sahara di Mũi Né’’. Begitulah kalimat yang tertera pada sebuah buku panduan wisata di Vietnam Selatan. Mũi Né adalah sebuah kota kecil di Vietnam Selatan dengan eksotisme Timur Tengah yang menggoda.

Mũi Né termasuk dalam provinsi Binh Thuan dekat dengan ibukota Phan Thiet. Kota ini sebuah kota kecil di tenggara propinsi Ho Chi Minh City (HCMC) adalah salah satu tempat yang direkomendasikan. Saya sempat ragu apakah akan mengunjungi kota yang jauhnya hampir 6 jam perjalanan dari HCMC itu.

Di hari ke empat saya di Vietnam Selatan, saya pun memutuskan untuk ke Mũi Né dengan bus malam khusus untuk tidur (sleeping bus). Begitulah, perjalanan singkat, kita harus pintar memanipulasi waktu. Pukul 20.00 bus pun beranjak ke Mũi Né dan sampai di kota ini sudah dini hari. Mencari homestay tidaklah sulit di kota kecil ini. Banyak sekali pilihan tempat tinggal mulai dari yang murah hingga resort, namun semua masih terjangkau.

Mũi Né adalah kota kecil di pinggir pantai. Deburan ombak laut langsung terdengar dan bau laut pun langsung tercium begitu sampai kota ini. Pagi hari kota ini cenderung sepi, anak-anak pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda, dan ibu-ibu berbelanja ke pasar tradisional. Sangat berbeda dengan kota HCMC yang sangat sibuk bahkan untuk menyebrang jalan saja sulit.

Melarikan diri ke Mũi Né dari rutinitas kesibukan di HCMC adalah cara paling tepat, bahkan bagi warga lokal sekalipun. Banyak dari mereka yang pergi ke tempat-tempat sepi, dan Mũi Né salah satunya.

Karena Mũi Né adalah kota kecil, betapa bijaknya jika berkeliling Mũi Né sendirian karena tidak takut tersesat. Di Mũi Né banyak penyewaan kendaraan untuk berkeliling, dan saya memilih sepeda motor untuk melaju di kota Mũi Né.

Apa yang bisa didapat di Mũi Né? Tentu saja seperti yang dijanjikan di buku-buku wisata bahwa Mũi Né memiliki kekayaan alam unik bahkan masing-masing tempat dekat satu sama lain, sehingga bisa dicapai hanya dalam sehari saja berkeliling di Mũi Né.

Suoi Tien atau fairy stream adalah tujuan pertama saya di Mũi Né, karena jaraknya paling dekat dengan homestay saya, hanya 10 menit. Saya pun langsung melaju ke Suoi Tien dan sempat bingung karena tidak ada tanda-tanda ada tempat tersebut. Setelah bertanya beberapa kali, sampailah saya di Suoi Tien.

Sungai Suoi Tien

Jalan masuknya di belakang sebuah warung sederhana, yang dijanjikan adalah menyusuri sungai sepanjang 500 meter yang akan berakhir di air terjun.

Ngong, pemandu saya adalah seorang gadis kecil berusia 10 tahun. Dengan modal bahasa Inggris patah-patah dia pun bertanya kepada saya, "Where are you come from?", saya pun menjawab, "Indonesia." Ngong pun mengangguk-angguk entah ia mengerti atau tidak.

Air sungai Suoi Tien hanya semata kaki, sehingga para turis bisa berjalan di tengah sungai. Cukup membantu ketika cuaca di Mũi Né sangat panas, kaki pun bisa tetap segar dengan berjalan di sungai. Kanan kiri sungai ini adalah tebing-tebing berwarna batu merah dan putih. Sangat indah dengan perpaduan warna langit yang biru.

Namun sayang, perjalanan 500 meter dengan tebing yang indah ini hanya ditebus dengan air terjun yang hanya dua meter. Ah! Namun Ngong dengan bangganya menunjukkan air terjun itu. Saya pun berpisah dengan Ngong di situ dengan memberinya 10.000 VND.

Cukup di Suoi Tien, saya pun beranjak ke Doi Cat Trang (White Sand Dunes) yang kali ini cukup jauh dari kota Phan Thiet, sekitar 45 menit perjalanan dengan sepeda motor.
Sudah terbayang-bayang Doi Cat Trang di depan mata yang katanya adalah sahara luas satu-satunya di Asia Tenggara. Perjalanan ke sana pun sangat menyenangkan. Di kanan ada pantai dengan airnya yang biru, dan di sebelah kiri adalah tebing merah seperti di Suoi Tien juga hamparan tanah merah yang luas memuaskan ke mana pun mata memandang.

Perjalanan ke Doi Cat Trang melewati Doi Cat Vang (Yellow Sand Dunes), itu saja sudah cukup indah meski berada lebih dekat daripada Doi Cat Trang dengan pasirnya yang benar-benar berwaran kuning. Bagaimana dengan Doi Cat Trang sendiri?

Indahnya melebihi bayangan saya. Sahara berwarna putih yang disebut Doi Cat Trang ini sudah tampak dari kejauhan. Bukan hanya itu saja, hamparan luas danau di depan sahara ini memantulkan cahaya kebiru-biruan. Bonusnya adalah di dalam danau tersebut adalah kebun teratai yang sangat menyejukkan mata.

Setelah memarkir motor, saya pun segera menuju sahara tersebut. Panas terik sudah kalah dengan indahnya tempat ini, selain itu dibantu dengan hutan cemara kecil sehingga berjalan ke sahara pun jadi lebih sejuk.

Di sini para turis biasa bermain selancar pasir. Sehingga banyak anak-anak yang menyewakan alat selancar pada para turis. Harganya, jika tega menawar maka satu papan selancar itu berkisar antara 10.000 VND.

Atau bisa saja bersantai di atas hammock yang disediakan di warung-warung sambil menikmati kelapa muda. Tempat ini seperti surga bagi pelancong di Vietnam Selatan. Mungkin saya bisa seharian di sini, kalau saja saya tidak ingat harus pulang lagi ke HCMC pada tengah malam.

Yang unik di sahara ini, jika di Timur Tengah ada unta, tetapi di sahara ini ada penggembala sapi lengkap dengan puluhan sapinya yang sedang melenggang dengan santai di sahara melewati turis-turis yang sedang berselancar pasir.

Sedang Doi Cat Vang (Yellow Sand Dunes) tidak begitu menarik jika sudah ke Doi Cat Trang. Lebih banyak orang berdagang dan anak-anak menyewakan alat selancar di sini. Sehingga keindahan Doi Cat Vang pun tidak terlalu tampak. Namun dari atas sini, kota kecil Mũi Né tampak lebih indah.

Perjalanan hari itu pun ditutup dengan kuliner tradisional di tengah pasar di Mũi Né sambil menikmati suasana kotanya. Para pedagang makanan sangat ramah meski tidak bisa berbahasa Inggris, dan tentu saja menikmati kuliner di sini setengah harga daripada harga kuliner di HCMC dengan menu yang sama. Nah, mumpung di Mũi Né...

1 comment:

  1. Hi Fian,

    Mo tanya dong pas kamu sampe Mui Ne itu kan late night yah, Nah apakah nantinya bus akan berhenti di pool nya atau mereka akan drop kita di area hotel/hostel kita tinggal? Sulit tdk mendapatkan Hotel/Hostel late night gitu kl kita ga booking sebelumnya?Masih ada kah kendaraan umum late night gitu? Saya rencananya jg akan menggunakan Bus jam 8pm dr HCMC nantinya :)
    Mohon informasinya ya Fian, Many thanks in advance ^^

    ReplyDelete