Saturday, July 31, 2010

Kali Oya, Miniatur Sungai Kuning



Gunungkidul identik dengan kawasan kering. Namun, jika melihat Sungai Oya yang alirannya melewati Desa Wisata Bleberan, citra kering tersebut sama sekali tidak tampak. Persawahan nan hijau dengan hutan yang cukup rapat, ditambah dengan suara air terjun Sri Gethuk, menambah kemewahan yang telah disediakan oleh alam.

Saya sangat senang ketika sampai di tempat ini. Sebab sudah sejak lama saya mencari air terjun, dan ternyata saya menemukannya di Gunungkidul! Ini pertama kalinya saya melihat air terjun, meski tingginya hanya 50 meter. Berlebihan jika saya katakan inilah pertama kalinya? Tidak juga, ini memang pertama kalinya, maklum, sepuluh tahun lebih saya tinggal di pesisiran jadi jarang menjumpai air terjun.

Sungai Oya sudah menanti untuk ditelusuri. Di sungai berwarna air hijau ini, terdapat air terjun Sri Gethuk yang oleh masyarakat lokal diberinama Slempret.

Wilayahnya dikelilingi oleh area persawahan terasering nan hijau. Pepohonan yang cukup rapat sehingga meneduhkan para pejalan kaki. Suara air terjun pun sudah terdengar, memecah setiap keheningan di Bleberan.

Tim SAR Gunungkidul sudah menyambut saya untuk menyusuri Sungai Oya. Dengan ramah mereka meminjamkan saya pelampung keselematan yang berwarna oranye itu dan menyilakan untuk naik ke boat.

Wow! Begitulah, sempat tak percaya disediakan alam seperti ini di Gunungkidul. Beberapa tim SAR berenang dengan tenang di air sungai itu. Rasanya saya ingin menceburkan diri juga ke dalam sungai, namun mengingat tidak ada persiapan berbasah-basahan niat itu saya urungkan. Lalu boat pun menuju ke tempat air terjun Sri Gethuk memancarkan air yang tak ada habis-habisnya.

Sebenarnya air terjun ini bisa juga dituju dengan berjalan kaki sejauh 450 meter dengan jalan naik turun yang melelahkan. Namun menyusuri Sungai Oya menggunakan boat atau gethek, lebih menarik. Bisa melihat sisi kiri kanan, dengan tebing dan juga bebatuan yang tak kalah menarik. Kamera tidak akan pernah lepas untuk memotret pemandangannya.

Sri Gethuk sudah di depan mata, airnya berasal dari mata air di desa Bleberan. Bebatuan di bawah air terjun ini membentuk undak-undakan dengan akhir yang seperti kolam renang para putri raja. Bayangkan jika di atas undak-undakan batu itu, seorang putri raja tengah bermain air. Toh bagaimanapun, tempat ini sudah sangat seksi meski tanpa putri raja.



Menurut cerita, air terjun ini merupakan pusat para jin. Namun jin ini menyukai kesenian, karena pada saat-saat tertentu terdengar suara yang jika didengar dari lokasi padukuhan suaranya berasal dari air terjun ini. Namun jika didekati, suara tersebut akan hilang. Kemudian air terjun ini dinamai Slempret oleh penduduk lokal, sebab suara yang terdengar seperti suara slompret, salah satu alat musik tiup. Tetapi kadang kala, terdengar pula suara gamelan.

Mistisme air terjun Sri Gethuk tidak akan terasa jika sudah melihat tempat yang membuat siapapun merasa sejuk ini. Tidak berlebihan jika sungai Oya dengan perpaduan air terjun Sri Gethuk yang menghiasinya merupakan sebuah miniatur Sungai Kuning di Cina. Airnya yang kehijauan, dengan tebing di sisinya, juga air terjun kecil yang mengalir di antara bebatuannya, menambah eksotisme di Desa Wisata Bleberan.



Catatan:
Air terjun ini terletak di Desa Wisata Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta. Berjarak 10 kilometer dari ibukota Gunungkidul, Wonosari. Dari Jogja, waktu tempuhnya bisa mencapai 2 jam. Bisa menggunakan mobil atau motor untuk bisa sampai di desa ini. Retribusi: Rp. 3000 (Belum termasuk ongkos parkir)

9 comments:

  1. Ikuttttttttt :(
    ra jak jak kok pie

    ReplyDelete
  2. weeeeekk,, besok ke gunungkidul lagi, wong yo rung pindah, hehehe

    ReplyDelete
  3. Wah..bagus mas..rutenya bagus nggak buat motor.
    arahnya dari jogja rute belokannya di mana? makasih....

    ReplyDelete
  4. @Tjox: Halo mas,, pertama2 saya mbak2 :) kalau rutenya saya sendiri nggak hapal soalnya kemarin rombongan dinas pariwisata. Tapi yang pasti dari Wonosari itu ke arah Playen 10 km. Nah nanti cari Desa Wisata Bleberan. Bagus loh! Selamat berwisata :)

    ReplyDelete
  5. @Tjox: oh iya, mas,, rutenya maksimal pakai bis kecil, jadi pakai motor pun bisa dan menurutku lebih baik, sip!

    ReplyDelete
  6. Hehehehe...maaf mbak, aku kira mas? :) hehehehe
    ada plakat penunjuk arah nggak ya?
    itu termasuk obyek wisata lama atau baru dikembangkan?? pengunjung di sana tergolong ramai ya mbak??
    iya tuh dari foto kayaknya bagus, mantabb!! hehehe
    makasih atas infonya. :D

    ReplyDelete
  7. Nanti ada spanduk Desa Wisata Bleberan, masuk kira2 satu kilo lagi dengan jalan berbatu gamping. Di sana ada juga Goa Rancang sebelum ke Sungai Oya. Kayaknya baru dikembangkan setahunan ini. Memang mantep kok tempatnya! Kalau masalah pengunjung saya kurang tahu, tapi dihimbau bagi pengunjung untuk menjaga kebersihan tempat, kan sayang kalau banyak pengunjung tapi sampah jadi banyak :)

    ReplyDelete
  8. Owalah.. "mas" Fian ini..
    Masa baru pertama kali liat air terjun, di Sinabang banyak toh.. xixixi

    ReplyDelete
  9. Asem! Masak aku dikatain mas-mas,, iyo, indak parnah ambo bamain ai tarajun di sinabang, indak bulih samo umak ambo :( jadinyo baru sakali ikolah ambo malieknya,, :D

    ReplyDelete