Saya anti menggunakan jasa tur, tetapi di HCMC ini saya terpaksa menggunakan jasa tour karena tempat yang ingin saya kunjungi jauh dari pusat kota HCMC. Maka saya dan Yusi sepakat untuk mengambil Sinh Tourist yang cukup terpercaya di Vietnam. Letaknya juga tidak jauh dari homestay kami, hanya 5 menit jalan kaki sudah sampai. Saya pun memberanikan diri memilih tur ini. Dalam bayangan saya, menggunakan jasa tour itu mahal dan tidak enak, apalagi jika tidak dapat tour guide yang asik.
Ternyata, banyak orang lokal pun mengambil jasa tur ini. Mereka bilang mengerikan naik motor ke Chu Chi Tunnel karena jauh, maklum tidak banyak orang yang punya mobil pribadi di HCMC. Apalagi, harga tur di sini tidak semahal di tempat lain, cukup fair untuk para turis dan orang lokal.
Saya dan Yusi pun sepakat untuk mengunjungi Chu Chi Tunnel di hari kedua kami di HCMC. Kami pun mengambil paket Chu Chi Tunnel yang satu paket dengan Cao Dai Temple. Selain lebih murah, agar kami bisa menghabiskan satu hari di tempat yang jauh juga. Perjalanan ke Chu Chi Tunnel cukup lama.
Harga tur ini 120.000 VND plus 75.000 VND tiket untuk masuk Chu Chi Tunnel. Untuk menghitung rate mata uang Vietnam dalam Rupiah, mata uang Rupiah dikali dua sehingga menghasilkan VND.
Jadi, dengan Rp. 60.000 kami sudah mendapatkan bis ber-AC yang nyaman, perjalanan ke Chu Chi Tunnel dan Cao Dai Temple tanpa kepanasan karena cuaca di HCMC mencapai 38 derajat!
Sebelum dibawa ke tempat tujuan, bis kami menuju tempat pembuatan kerajinan tangan di daerah Binh Thanh. Semua pekerja di sini adalah orang difabel. Mungkin sejak banyaknya difabel tuna daksa di Vietnam akibat perang dengan Amerika (yang menyebarkan Agent Orange) maka pemerintah Vietnam memberdayakan para difabel ini. Salut!
Lalu bis kami pun menuju Cao Dai Temple yang jauhnya sekitar 2 jam dari HCMC (makanya orang Vietnam malas bawa motor sendiri). Kabarnya di Cao Dai Temple ini tempat sembahyangnya lima agama sekaligus, Buddha, Kong Hu Chu, Hindu, Kristen dan Islam. Nah loh!
Saya tidak begitu banyak mengorek informasi dari tour guide karena dia pun tampaknya kurang faham dengan hal ini.
Tepat jam 12 siang kami sampai di Cao Dai dan bertepatan pula dengan waktu sembahyang mereka, namun pada saat itu hanya tiga agama saja yang sembahyang bersama. Ritual mereka diawali musik khas Vietnam, plus alat musiknya juga. Tidak ada yang aneh dari ritual mereka, hanya saja mereka tampak khusyuk sekali tanpa terganggu para turis (termasuk saya) memotret mereka di dalam rumah ibadah mereka. Hebat! Bahkan rumah ibadah pun jadi tempat wisata.
Puas di Cao Dai, tur kami berhenti untuk makan siang. Setelah makan siang kami pun langsung menuju Chu Chi Tunnel yang jaraknya 1,5 jam, nah saatnya tidur di dalam bis yang nyaman dan dingin.
Chu Chi Tunnel, saya sudah sering lihat di televisi. Tempat ini memang wajib dikunjungi para wisatawan jika mampir ke Vietnam. Betapa orang Vietnam itu tidak mau kalah, dan selalu punya cara untuk menyerang musuh.
Chu Chi Tunnel membuat saya berdecak kagum pada para Vietchong ini. Selama bertahun-tahun mereka berlindung di bawah tanah yang sempit itu. Tak lupa saya pun mencoba menjadi Vietchong, dan uh! Betapa tidak enak berada di dalam tanah yang sempit. Ck ck ck…
Tuesday, July 20, 2010
Saigon #2: Ke Lorong Religi dan Perjuangan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment