Mereka berenam, dengan satu bayi dalam kandungan, dan mereka cocok untuk dijadikan sajian yang lezat untuk makan malam. Mungkin begitu pikiran Dara (Shareefa Daanish) pada malam hari yang mencekam itu. Kemudian ia menitahkan anaknya, Maya (Imelda Therine) untuk pura-pura dirampok di tengah jalan. Maka, kelompok ini langsung mengantarkan Maya ke rumahnya.
Itulah dia rumah Dara. Perempuan anggun dengan logat yang sedikit aneh namun terkesan misterius. Sebagai rasa terima kasih Dara telah mengantarkan anaknya pulang, para tamu itu pun dipersilakan untuk makan malam. Di situlah semua tokoh tampak, ada keluarga Dara yang terdiri dari Maya, Adam (Arifin Putra), dan Arman (Ruli Lubis). Para tamu tersebut adalah Ladya (Julie Estelle), Alam (Michael Lucock), Jimmy (Daniel Mananta), dan Eko (Dendi Subangil). Adjie (Ario Bayu) dan Astrid (Sigi Wimala) kebetulan tidak ikut di meja makan itu, mereka memilih ke kamar tamu karena lelah.
Perkenalan tokoh cukup sampai di meja makan itu. Dengan sengaja Dara memberi minuman yang membuat mereka tak sadarkan diri. Ladya, Alam dan Eko ketika sadarkan diri mereka telah berada di sebuah ruang yang bersebelahan dengan ruang jagal. Di situlah pertama kali Ladya melihat Alam dijagal dengan menggunakan gergaji mesin oleh Arman.
Siapa yang tidak stress melihat teman mereka dijagal, diambil jeroannya, dan dibuang ke tempat sampah. Apalagi mereka dalam keadaan terikat dan menunggu giliran untuk dijagal pula. Ketika tiba giliran Ladya, ia pun dengan susah payah membuka ikatannya dan menggigit lidah Arman. Mulai dari situ, adegan darah dan kejar-kejaran tidak berhenti.
Di lain tempat, Adjie dan Astrid tengah diburu oleh Dara dan Adam. Yang pada akhirnya Asrtid yang ketika itu sedang hamil tua melahirkan. Dara ingin mengambil anak Astrid, namun tidak dijelaskan untuk apa. Sedang Adjie dalam keadaan terikat dan tidak bisa menyelamatkan anaknya yang dibawa Dara.
Tidak ada harapan. Bahkan polisi pun datang hanya untuk setor nyawa. Ladya yang memiliki tingkat pertahanan hidup yang sangat tinggi satu-satunya yang tersisa. Ia berhasil melarikan diri bersama bayi Adjie dan Astrid, yang tidak lain adalah keponakannya sendiri.
Sayangnya, film ini tidak menjelaskan lebih lanjut kenapa Dara dan ketiga anaknya gemar membunuh orang. Hanya sekali jeroan manusia itu dijemput oleh mobil, seolah-olah jeroan manusia itu telah ada yang membutuhkan. Tetapi tampaknya Dara tidak begitu membutuhkan uang jika itu alasannya. Dara sendiri berusia lebih dari 100 tahun dan dia tetap awet muda!
Banyak yang masih menjadi pertanyaan dalam film ini. Namun, film ini sungguh menyajikan darah dan adegan potong memotong yang membuat ngilu hingga akhir. Mungkin bagi yang takut menonton film bergenre ini, akan meninggalkan bangku bioskop setelah setengah jam film diputar. Tapi tentunya tidak bisa melihat bagaimana Dara menikmati memotong tubuh manusia dan berkata, “Enak, kan?” dengan logatnya yang aneh itu.
Tuesday, July 20, 2010
rumah dara: enaknya daging manusia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment