Ratu Boko nampak seksi dengan mendung yang bergelayut di atasnya. Saya pertama kalinya menginjakkan kaki di keraton yang menjadi benteng pertahanan Rakai Walaing saat melawan Rakai Pikatan, sang pendiri Candi Prambanan. Saya tidak akan berkisah tentang masa lalu keraton ini, karena memang bukan porsi saya untuk menjelaskannya.
Saya ke Ratu Boko untuk melihat pengorbanan seekor kerbau albino atau kerbau bule, orang Jawa biasa menyebut. Tepat saat saya datang, ia sedang didoakan akan disembelih. Kerbau ini dikorbankan dalam prosesi meruwat negara yang ruwet.
Menurut si empunya acara ritual ini, Dewi Untari, ia harus menyembelih kerbau bule di Ratu Boko. Sudah 50 tahun Dewi menjalankan ruwatan dalam upacara Kejawen ini. Bayangkan saja berarti ia memulainya sejak kepemimpinan Soeharto, ketika negara mulai ruwet, dan hingga sekarang ini. Entah berapa banyak kerbau yang sudah dikorbankannya demi membuat bangsa menjadi lebih baik. Namun, meski sudah diruwat dan didoakan, belum juga ada perubahan.
Selama lima puluh tahun itu, dalam 100 hari ia akan berziarah ke makam-makam pahlawan, seperti RA Kartini, Pangeran Diponegoro dan lain sebagainya. Dan setiap 40 hari ia mengadakan upacara ruwatan pula di Pantai Parangtritis, Jogja. Begitu seterusnya dan dia tidak akan berhenti jika negara ini belum juga pulih dari sakitnya yang lama.
Niat perempuan yang berusia 70 tahun namun masih tetap awet muda ini tentulah mulia. Ia hanya ingin melihat bangsanya tidak ditimpa masalah bertubi-tubi. Namun, jika dilihat sekarang ini, tidak ada perubahan yang berarti dengan kondisi bangsa, malahan tambah ruwet. Sepertinya aji-aji negara lebih ampuh ketimbang dirinya (dan mungkin banyak orang yang berniat meruwat negara).
Terus terang, saya bosan dengan berita semacam ini dan tidak ingin membahasnya lebih lanjut. Sudah ada kok di berita setiap hari. Namun, inilah kita, inilah bangsa kita. Mungkin, beribu kerbau bule yang dikorbankan pun tidak cukup untuk membawa berkah untuk negara ini. Mungkin banyak hewan lain yang perlu dikorbankan. Atau sekali-sekali, mbok yang dikorbankan yang bikin masalah itu loh. Baru mantap! Masa hewan terus…
Tuesday, July 20, 2010
the sacrifice(r)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment