Saturday, December 1, 2012

Mengintip Satwa Liar di Taman Nasional Kaeng Krachan


Di Provinsi Phetchaburi (2011), Thailand, menyambut pagi. Dingin. Udara pagi di kota ini sangat sejuk. Kendaraan hanya satu-satu lalu lalang di jalanan yang mulus dan lebar. Dari provinsi ini, saya dan rombongan menuju Taman Nasional Kaeng Krachan, yang merupakan taman nasional terluas di Thailand, sekitar 2,914.70 kilometer persegi.

Melihat satwa di habitatnya adalah tujuan utama ke Kaeng Krachan. Ya, Kaeng Krachan adalah rumah bagi banyak satwa liar dan juga merupakan tempat terbaik untuk melihat burung di Thailand.

Dibutuhkan waktu satu jam lebih dari Phetchaburi menuju taman nasional ini, dan lebih dari dua jam jika berangkat dari Bangkok, ibu kota Thailand. Menuju Kaeng Krachan, di kanan kiri hamparan tanah masih luas terjaga. Semakin lama, dingin semakin terasa ketika mendekati Kaeng Krachan. Saya pun merapatkan jaket.

Memasuki kawasan ini, mulai nampak jejak-jejak satwa liar.

Seekor lutung melintas

“Lihat jejak kaki gajah dan kotorannya masih baru,” teriak salah satu rombongan saya. Mobil pun berhenti, lama dia mengamati jejak itu sambil menunjuk-nunjuk dan memotret sebagai bukti bahwa satwa tersebut belum punah. Kemudian melihat sekelilingnya berharap ia bisa melihat si peninggal jejak, gajah Thailand. Tentu tidak semudah itu. Tergantung keberuntungan hari itu.

Mobil kami pun melaju lagi perlahan di jalan yang menanjak. Mata kami sudah mulai sibuk melihat kiri kanan pepohonan yang rapat, berharap melihat satwa lainnya. Mobil tiba-tiba berhenti. Seorang lagi berteriak melihat sesuatu, dan yang lain berbisik supaya tidak berteriak agar si pembuat suara tidak melarikan diri.

Kami menjumpai lutung yang sedang bermain-main di pepohonan. Sungguh indah melihatnya di alamnya! Jadi teringat beberapa waktu sebelumnya seorang teman menolong bayi lutung yang kelaparan di kebun binatang di Indonesia. Sungguh ironi, bagaimana mungkin kita lebih menikmati satwa liar di kurungan ketimbang di alam. Padahal, beberapa jenis lutung di Indonesia, seperti lutung Jawa  misalnya, dilindungi menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

Sungguh puas melihat lutung bermain-main di dahan pepohonan, ketika sayup-sayup terdengar suara owa bersahut-sahutan untuk menandai teritori mereka. Ah, jejak yang lain.

Selain satwa liar, Kaeng Krachan juga menawarkan pemandangan indah disertai kegiatan yang menyenangkan di kawasan hutan. Khao Phanoen Thung Fog Sea adalah salah satu gardu pandang di area Kaeng Krachan. Di sini kita bisa melihat hamparan luas hutan yang diselimuti kabut. Jika beruntung, di sini lutung dan owa sering mondar-mandir di pepohonan.
Untuk kegiatan treking dan menyaksikan air terjun, bisa langsung menuju Thor Thip Waterfall yang berjarak 4 kilometer dengan berjalan kaki. Treking ditemani suara owa, ya di Kaeng Krachan. Suara owa seperti berada di samping telinga, dan mungkin saja bisa berhadapan langsung dengan owa. Tapi awas jika berdekatan dengan owa dan tidak hati-hati, gigitannya lumayan dalam.

Berjalan-jalan di area ini, kepak enggang kadang terdengar juga. Wuss, burung enggang pun mengitari kita. Tak cukup sehari rasanya, jelas saja luas taman nasional ini berkilo-kilo meter. Kaeng Krachan sungguh mengasyikkan! 
Sesekali narsis, saya di salah satu view point di Kaeng Krachan



No comments:

Post a Comment