Di Provinsi Phetchaburi (2011), Thailand, menyambut pagi. Dingin.
Udara pagi di kota ini sangat sejuk. Kendaraan hanya satu-satu lalu lalang di
jalanan yang mulus dan lebar. Dari provinsi ini, saya dan rombongan menuju
Taman Nasional Kaeng Krachan, yang merupakan taman nasional terluas di
Thailand, sekitar 2,914.70 kilometer persegi.
Melihat satwa di habitatnya adalah tujuan utama ke Kaeng
Krachan. Ya, Kaeng Krachan adalah rumah bagi banyak satwa liar dan juga
merupakan tempat terbaik untuk melihat burung di Thailand.
Dibutuhkan waktu satu jam lebih dari Phetchaburi menuju
taman nasional ini, dan lebih dari dua jam jika berangkat dari Bangkok, ibu
kota Thailand. Menuju Kaeng Krachan, di kanan kiri hamparan tanah masih luas
terjaga. Semakin lama, dingin semakin terasa ketika mendekati Kaeng Krachan.
Saya pun merapatkan jaket.
Memasuki kawasan ini, mulai nampak jejak-jejak satwa liar.
Seekor lutung melintas
“Lihat jejak kaki gajah dan kotorannya masih baru,” teriak
salah satu rombongan saya. Mobil pun berhenti, lama dia mengamati jejak itu sambil
menunjuk-nunjuk dan memotret sebagai bukti bahwa satwa tersebut belum punah. Kemudian
melihat sekelilingnya berharap ia bisa melihat si peninggal jejak, gajah
Thailand. Tentu tidak semudah itu. Tergantung keberuntungan hari itu.
Mobil kami pun melaju lagi perlahan di jalan yang menanjak.
Mata kami sudah mulai sibuk melihat kiri kanan pepohonan yang rapat, berharap
melihat satwa lainnya. Mobil tiba-tiba berhenti. Seorang lagi berteriak melihat
sesuatu, dan yang lain berbisik supaya tidak berteriak agar si pembuat suara
tidak melarikan diri.
Kami menjumpai lutung yang sedang bermain-main di pepohonan.
Sungguh indah melihatnya di alamnya! Jadi teringat beberapa waktu sebelumnya
seorang teman menolong bayi lutung yang kelaparan di kebun binatang di
Indonesia. Sungguh ironi, bagaimana mungkin kita lebih menikmati satwa liar di
kurungan ketimbang di alam. Padahal, beberapa jenis lutung di Indonesia,
seperti lutung Jawa misalnya, dilindungi
menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya.
Sungguh puas melihat lutung bermain-main di dahan pepohonan,
ketika sayup-sayup terdengar suara owa bersahut-sahutan untuk menandai teritori
mereka. Ah, jejak yang lain.
Selain satwa liar, Kaeng Krachan juga menawarkan pemandangan
indah disertai kegiatan yang menyenangkan di kawasan hutan. Khao Phanoen Thung
Fog Sea adalah salah satu gardu pandang di area Kaeng Krachan. Di sini kita
bisa melihat hamparan luas hutan yang diselimuti kabut. Jika beruntung, di sini
lutung dan owa sering mondar-mandir di pepohonan.
Untuk kegiatan treking dan menyaksikan air terjun, bisa
langsung menuju Thor Thip Waterfall yang berjarak 4 kilometer dengan berjalan
kaki. Treking ditemani suara owa, ya di Kaeng Krachan. Suara owa seperti berada
di samping telinga, dan mungkin saja bisa berhadapan langsung dengan owa. Tapi
awas jika berdekatan dengan owa dan tidak hati-hati, gigitannya lumayan dalam.
Sesekali narsis, saya di salah satu view point di Kaeng Krachan
No comments:
Post a Comment