Monday, November 19, 2012

Belah-belah Buah Kaltim

Elai

Bulan November, musim buah berbau dimulai di Kalimantan Timur. Kenapa saya bilang musim buah berbau? Karena yang buah yang ada pada saat itu memang buah-buahan yang memiliki bau yang khas, seperti durian, cempedak, elai, mata kucing, rambai, keledang, kapul dan masih banyak lagi buah khas Kalimantan lain.

Pemandangan tersebut akan bisa dilihat mulai dari Balikpapan, di mana bandara utama di Kalimantan Timur ini berada. Sedikit di pinggiran kota Balikpapan, maka akan nampak buah musiman tersebut dijual. Kemudian sepanjang jalan ke Samarinda, pemandangan tersebut tidak ada habisnya. 

Saya sendiri baru tahu dan menikmati beberapa di antaranya setelah menginjakkan kaki di Kaltim. Buah elai, seperti yang ada di foto, masih satu keluarga dengan buah durian. Di Kalimantan Tengah atau Selatan, buah ini disebut buah pempaken. Bentuk buahnya lebih kecil dan lebih mudah dibuka tanpa menggunakan alat jika sudah benar-benar matang. Baunya perpaduan cempedak dan durian, harum tapi tidak semenyengat durian. Dagingnya berwarna oranye dan berbiji kecil. Jadi, meski buah elai lebih kecil daripada durian, tapi puas memakannya karena dagingnya yang tebal dan manis. Nyam!

Buah yang dagingnya berwarna oranye yang saya temui di Kaltim adalah keledang. Ada pohon keledang di tempat dulu saya bekerja di Samarinda. Jadi ketika ada buah keledang yang jatuh, bruk! Saya harus berebutan dengan monyet. He he he... Kalau saya kalah cepat, maka monyet lah yang memakannya. Tapi biasanya sih monyet sudah memakannya di atas pohon keledang. Kalau nggak ada monyet atau primata lain berarti sumber buah-buahan cukup di dalam hutan sana.

Nah, kalau keledang ini saya pikir masih sebangsa nangka atau cempedak, karena kulit buahnya hampir sama, namun bentuknya kecil dan bulat. Sedang dagingnya hampir sama seperti buah nangka atau cempedak. Karena dagingnya tipis, sehingga memakannya seperti memakan permen, diemut dan dilumat daging tipis yang rasanya manis itu.

Kalau kelengkeng sudah biasa, maka yang tidak biasa di Kaltim adalah mata kucing atau disebut ihau oleh masyarakat Bulungan. Yak, mata kucing dalamnya mirip dengan kelengkeng, dan rasanya manis hampir mirip kelengkeng. Yang membedakan adalah kulit buahnya, jika kulit kelengkeng halus, maka kulit mata kucing ada 'benjolan'nya. 

Adalagi buah kapul, yang mirip dengan manggis pun rasanya. Hanya saja kulitnya lebih keras, tidak ada bintang di ujung kulitnya, dan buahnya hanya terdiri dari empat biji saja. 

Dan durian Melak (diambil dari nama kecamatan di Kalimantan Timur) merupakan buah yang paling populer di Kaltim. Banyak sekali pedagang durian yang memberikan stempel 'Melak' di tokonya. Memang yang paling khas karena dagingnya manis. Tapi jangan mudah percaya karena itu kadang hanya stempel semata. Saya sendiri belum pernah menemukan durian 'Melak' asli di Samarinda. 

Buah-buahan ini tentu saja adalah buah-buahan hutan yang merupakan sumber makanan dari satwa di dalamnya. Sangat disukai oleh orangutan, owa-owa, bekantan, dan monyet. Seiring dengan berkurangnya hutan karena perluasan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan, buah-buahan ini kemudian menjadi langka.

Misalnya saja keledang atau mata kucing yang semakin jarang ditemui. Beruntunglah safari jika menemukan buah-buahan tersebut selama musim buah di Kalimantan Timur. Nikmatilah selagi masih ada, karena sebentar lagi buah yang bisa ditemui hanya buah sawit semata. 

Ah, Indonesia begitu kaya pun bisa dilihat dari beragam buah-buahannya. Itu baru di Kalimantan Timur saja, belum lagi di Papua yang terkenal dengan buah merahnya, atau di daerah lain yang juga memiliki buah-buahan tertentu. Safari bisa share di sini, siapa tahu saya sempat mencicip juga :)



No comments:

Post a Comment